Panggilan dan Pilihan Allah

4:31 PM Khotbah Kristen 0 Comments

Pembacaan Firman: I Petrus 2:9-10

“Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terangNya yang ajaib: kamu, yang dahulu bukan umat Allah, tetapi yang sekarang telah menjadi umatNya, yang dahulu tidak dikasihani tetapi yang sekarang telah beroleh belas kasihan.”

Apa yang harus dilakukan supaya panggilan dan pilihan Allah tidak hilang ? 1) Menyangkal Diri 2) Memikul salib

Memikul salib bukan merupakan pekerjaan yang biasa-biasa saja melainkan suatu pekerjaan yang besar sekaligus merupakan kepercayaan yang diberikan Allah kepada kita. Tidak semua orang dapat dipercaya oleh Allah untuk memikul salib melainkan hanya orang-orang tertentu saja sesuai dengan penilaian Allah untuk memberikan kepercayaan ini. Orang-orang faarisi dan ahli taurat kalau kita melihat mereka memberi diri mereka sepanjang hari tanpa ada pekerjaan lain untuk menyelidiki Taurat Tuhan dan bahkan kita juga dapat menjumpai di Yerusalem ada orang-orang yang dengan sukarela memberi diri mereka untuk memikul salib. Suatu pelajaran yang baru yang boleh kita dapati dalam hal ini yaitu kita dituntut oleh Tuhan untuk menjadi jemaat Tuhan yang bangga untuk memikul salib walaupun tidak menyenangkan karena begitu berat akan tetapi ini merupakan suatu kepercayaan yang Tuhan berikan kepada kita sebagai jemaatNya karena pada saat kita memikul salib maka kita akan menjadi anak-anak Tuhan yang kuat dalam menghadapi segala badai hidup melalui pergumulan, kesesakan, kesusahan yang kita hadapi saat ini. Matius 11:29-30 mengatakan “Pikullah kuk yang kupasang dan belajarlah padaKu, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan. Sebab kuk yang kupasang itu enak dan bebanKu pun ringan”.
salib
sumber gambar pixabay.com
Memikul salib Tuhan berarti kita dipercayakan oleh Tuhan dan dengan memikul salib membuat kita tenang. Memikul salib bukan sama seperti jalan tol yang kita lewati dengan nyaman dan tiada hambatan, akan tetapi pada saat kita memikul salib disana ada tangisan dan tetesan air mata. Ini menjadi tantangan buat kita sebagai Anak Tuhan apakah kita masih meneteskan air mata pada saat kita dalam penyembahan kepada Tuhan sebagai ungkapan syukur kita bagaimana pimpinan, berkat Tuhan dalam hidup kita ?

Roma 8:35-37 menegaskan bahwa Tuhan menghendaki kita untuk menjadi orang-orang yang menang bukan kalah sama seperti Sadrak, Mesak dan Abednego yang tampil sebagai pemenang walaupun melawan perintah Nebukadnezar. Kita telah dipersiapkan Tuhan untuk menjadi umat yang lebih dari pemenang sehingga pada saat kita memikul salib/melewati penderitaan itu sebenarnya merupakan suatu kesuksesan yang tertunda.

Yohanes 6:27-29 menekankan hal bekerja. Bekerja dalam pekerjaan Tuhan itu identik dengan memikul salib. Kita harus memberi diri kita untuk pekerjaan Tuhan sesuai dengan kemampuan yang kita miliki. Sama dengan Yohanes 5:17, Yohanes 6:27 dan Yohanes 10:10 menekankan bagaimana Tuhan memunta kita untuk bekerja, terlebih bekerja untuk Tuhan.

Jangan kita kehilangan kesempatan untuk melakukan pekerjaan Tuhan, pikulah kuk yang dipercayakan oleh Tuhan kepada kita karena hal ini untuk kemuliaan Tuhan. Tuhan tahu kerih lelah kita akan tetapi Tuhan akan mengembalikan semuanya itu. Akhirnya tetap semangat, bekerjalah terus sampai Tuhan datang untuk kedua kalinya dengan penuh sukacita.

Tuhan Yesus Memberkati

0 comments: