Showing posts with label Pribadi. Show all posts

Carilah Tuhan

Pembacaan Firman: Amos 5:4 

Tuhan memakai Amos untuk menyampaikan pesan Tuhan kepada Bangsa Israel agar mereka dapat hidup. Oleh karena kebejatan moral Bangsa Israel maka Tuhan menyatakan kuasanya untuk menghukum mereka. Akan tetapi walaupun demikian Tuhan begitu mengasihi mereka sehingga Tuhan mengirim Amos untuk menyampaikan pesan Tuhan agar supaya bangsa Israel dapat tetap hidup jika mereka tetap taat kepada Tuhan. begitu juga dengan kita jika kita taat kepada Tuhan maka kita akan hidup dan menyatakan kasih-Nya kepada kita. Marilah kita mencari Tuhan agar kita tetap hidup dan tidak terpengaruh dengan situasi disekitar kita. jika kita hidup dalam Tuhan maka Tuhan juga akan hidup di dalam kita (Amsal 8:35, Yoh 1:4.


2 (dua) kunci untuk mencari Tuhan :
1. Mencari Tuhan dengan segenap hati (Mazmur 119:10)
Mencari Tuhan berarti kita harus berusaha untuk mendapatkan-Nya. Carilah Tuhan dengan hati yang tulus dan sungguh-sungguh, Yeremia 29:13, Matius 15:8-9, 2 Timotius 3:5, Ratapan 3:14. Hampirilah hadirat Tuhan gara kita menerima dan merasakan jamahan Tuhan. carilah Tuhan dengan eribadah dan membangun rumah doa agar Tuhan tidak meninggalkan kita.

2. Selalu ada dalam jalan Tuhan (Ulangan 5:32, Yosua 1:7-9)
Jika kita dalam jalan Tuhan maka Tuhan akan membimbing kita dan menyertai, Mazmur 9:11, lbrani 11:6, Mazmur 34:4-5. Selagi Tuhan memberikan kesempatan maka pergunakanlah waktu itu. Pakailah hidup kita untuk kemuliaan nama Tuhan.

2 Macam Dasar

Pembacaan Firman: Lukas 6:46-49


"Mengapa kamu berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, padahal kamu tidak melakukan apa yang Aku katakan?
Setiap orang yang datang kepada-Ku dan mendengarkan perkataan-Ku serta melakukannya — Aku akan menyatakan kepadamu dengan siapa ia dapat disamakan —,
ia sama dengan seorang yang mendirikan rumah: Orang itu menggali dalam-dalam dan meletakkan dasarnya di atas batu. Ketika datang air bah dan banjir melanda rumah itu, rumah itu tidak dapat digoyahkan, karena rumah itu kokoh dibangun.
Akan tetapi barangsiapa mendengar perkataan-Ku, tetapi tidak melakukannya, ia sama dengan seorang yang mendirikan rumah di atas tanah tanpa dasar. Ketika banjir melandanya, rumah itu segera rubuh dan hebatlah kerusakannya."

Banyak hal yang Tuhan telah ajarkan dalam pasal 6 ini dan yang terakhir tentang dasar dari iman kita kepada Tuhan Yesus. Ada 2 kelompok orang yang sama-sama datang dan mendengar Firman Tuhan tetapi yang membedakan adalah yang satu datang mendengar dan melakukan Firman Tuhan dan yang kedua datang mendengar tetapi tidak melakukan Firman Tuhan. Inilah yang meniadi perbedaannya. Ayat 48, merupakan satu pondasi yang kuat, sama seperti pondasi kerohanian kita yang harus memiliki dasar yang benar dan kokoh. Dasar imam kerohanian kita adalah Tuhan Yesus Kristus. Dengan dasar yang kuat, kokoh maka bangunan kehidupan rohani kita dapat berdiri dengan kokoh. Jika bangunan rohani kita memiliki dasar yang kokoh maka sekalipun datang badai, banjir permasalahan maka kita akan tetap kuat berdiri dan tampil meniadi umat yang lebih dari pemenang. Orang yang mendengar tetapi tidak melakukanya maka ia tidak dapat mampu menghadapi persoalan hidup, ayat 49. karena tidak mempunyai dasar yang kuat maka walaupun persoalan hanya kecil saja maka ia akan menjadi lemah. Matius 7:24-27 perikopnya sama yaitu 2 macam dasar.


Yang dengar dan melakukan Firman Tuhan adalah orang yang bijaksana dan orang yang tidak melakukan firman maka ia adalah orang yang bodoh. Matius 25:113 tetang gadis gadis yang bikaksana dan yang bodoh. Tuhan Yesus mengumpamakan tetang gadis gadis yang bijaksana dan bodoh. Yang 5 memegang pelita tapi tidak mempunyai minyak, sedangkan yang 5 sisanya memiliki pelita dan minyak. Waktu sang mempelai datang maka 5 gadis yang ada persediaan minyak yang menyongsong dan masuk kedalam bersamasama mempelai. Dan 5 gadis yang tidak memiliki minyak tidak dapat masuk lagi. Kita harus berjaga-jaga sehingga kita dikategorikan yang bijaksana dan akan masuk kedalam bersamasama dengan Tuhan Yesus kristus. Yang bodoh pasti tidak akan sukses dan yang bijaksana pasti akan sukses. Orang yang melakukan kehendak Bapa akan masuk dalam keraiaan sorga. Kehendak Bapa yaitu semua Firman Tuhan. Masuk kedalam kelompok yang bijaksana adalah orang yang melakukan kehendak Bapa yaitu melakukan Firman Tuhan. Amin

Datang Pada Tuhan Yesus

Pembacaan Firman: Mazmur 22:25 

Sebab Ia tidak memandang hina ataupun merasa jijik kesengsaraan orang yang tertindas, dan Ia tidak menyembunyikan wajah-Nya kepada orang itu, dan Ia mendengar ketika orang itu berteriak minta tolong kepada-Nya.

Ada 3 [tiga] hal yang menarik untuk disimak melalui pembacaan Alkitab kita saat ini yaitu : Hati Tuhan, la tidak menyembunyikan wajah-Nya, la mendengar.

Yang akan kita bahas saat ini adalah "Hati Tuhan" Tentunya kita sangat mengetahui dan pernah merasakan atau mengalami apa itu "Kesulitan", ”tertekan", "dalam posisi terpuruk". Kadang kala disaat kita mengalami keadaan seperti diatas disaat kita menceritakan kepada orang lain ataupun disaat orang lain mengetahuinya maka mereka beranggapan bahwa kita hanya main-main, berbohong dsb. Perlu kita sadari bahwa bisa saja kita merasa bahwa saat ini kita dalam posisi yang nyaman, keadaan yang baik, menyenangkan, akan tetapi perlu kita ingat bahwa Firman Tuhan mengatakan bahwa “lngatlah hari-hari gelap yang banyak" yang berarti kita bias saja tiba-tiba berada dalam posisi yang tidak menyenangkan sehingga kita harus menyadarinya.


Disaat kita berada dalam posisi yang tidak menyenangkan maka perlu diingat dalam Firman Tuhan Mazmur 34:19 mengatakan "TUHAN itu dekat kepada orang-orang yang patah hati, dan la menyelamatkan orang-orang yang remukjiwanya”. Tuhan mengizinkan kita mengalami masalah dengan satu tujuan yang mulia yaitu untuk melatih kita menjadi kuat dalam menghadapi persoalan hidup dan menjadi kuat dalam mengiring Tuhan. disaat kita mengalami tekanan hidup, masalah, tertekan dalam keadaan terpuruk maka disitulah Tuhan memberikan perhatian kepada kita sehingga la menyiapkan segala sesuatu yang kita butuhkan menghadapi persoalan hidup tersebut. Tuhan tidak akan pernah memandang hina jika hati kita remuk dibawah kaki-Nya. Satu pelajaran yang harus kita ingat bahwa jika kita merasa kosong dalam jiwa kita maka maka perbanyaklah duduk diam dibawah kaki Tuhan dengan menyembah-Nya dan berdoa kepada Tuhan dan merasakan hadirat-Nya hadir dalam hidup kita. siapkan lah waktu khusus untuk dapat berdoa, menyembah dan merasakan hadirat-Nya hadir memenuhi kehidupan kita sehingga kita dapat merasakan perhatian Tuhan atas kehidupan kita dan kita boleh merasakan kekuatan-Nya datang menolong kita atas persoalan yang sementara dihadapi. Amin

Menjadi Sahabat Tuhan

Pembacaan Firman: Yakobus 2:21-23

Banyak hal yang dapat kita nikmati jika kita menjadi sahabat dari orang yang berpengaruh. Jika kita ingin menjadi sahabat Tuhan maka kita harus belajar dari seorang tokoh yaitu Abraham yang fokus hidupnya hanya kepada Tuhan (ayat 21). Apa yang dipikirkan, dilakukan dan dilihat oleh Abraham tertuju kepada Tuhan. Tidak mudah menjadi sahabat Tuhan dan tidak semua orang dapat menjadi sahabat Tuhan. Hanya orang yang melakukan kehendak Tuhan yang dapat menjadi sahabat Tuhan. Abraham adalah orang yang beriman dan Abraham melakukan perbuatan-perbuatan yang sesuai dengan kehendak Tuhan. Abraham dengan rela melakukan firman yaitu menyerahkan anaknya, sebuah perbuatan harus dibarengi dengan ketaatan. Tidak Kebetulan Abraham menjadi sahabat Tuhan. Mengapa Abraham dipilih menjadi sahabat Tuhan, Roma 4:17-21 merupakan konsep hidup Abraham yaitu percaya dari yang tidak ada menjadi ada. Tuhan telah memilih kita untuk menyatakan rahasia kebenaranNya.



Kita harus mencontohi Abraham bagaimana ketaatannya. Abraham tidak bimbang, karena bimbang merupakan cara iblis untuk menjatuhkan hidup kita. Kita harus mengimani bahwa segala sesuatu dapat terjadi dalam hidup kita walaupun kelihatannya tidak mungkin. Banyaklah memperkatakan bahasa iman dan diberengi dengan kesetiaan dan ketaatan sehingga semua yang kita kerjakan selaras dengan kemauan Firman Tuhan. Abraham tidak bimbang dengan janji Allah. Belajarlah mulai dari hal-hal yang kecil dengan bermodalkan jangan bimbang. Tetaplah percaya bahwa Yesus adalah Tuhan yang selalu sanggup menolong kita. Contoh orang yang bersahabat dengan Tuhan adalah dalam Daniel 1:1-9, bagaimana 4 orang muda yang dibawa ke istana raja untuk memperoleh fasilitas dari kerajaan. Tetapi Daniel menolak untuk makan dan minum yang sama seperti raja dan ia tidak mau menajiskan diri karena makanan dan minuman raja sudah dipersembahkan kepada berhala. Daniel memilih takut kepada Tuhandari pada memilih kompromi dengan perintah raja. Hasilnya dari komitmen Daniel itu:

1. Setelah 10 hari perawakan mereka lebih baik (ayat 15)
2. Kecakapan mereka lebih dari yang lain (ayat 18-19)
3. 10x lipat menjadi pintar (ayat 20)

Maka bersahabatlah dengan Tuhan sehingga kita bisa menerima perjanjian Allah berlaku dalam kehidupan kita.

Dibuang Untuk membawa Kesejahteraan

Pembacaan Firman: Yeremia 29:7

"Usahakanlah kesejahteraan kota ke mana kamu Aku buang, dan berdoalah untuk kota itu kepada TUHAN, sebab kesejahteraannya adalah kesejahteraanmu."

Kata "dibuang" tentunya seperti berkonotasi tidak baik dan tidak disukai oleh siapapun. Sesuatu yang "dibuang" tentunya suatu hal yang dianggap tidak berguna dan sudah tidak dibutuhkan lagi. Umat Israel berada dalam pembuangan, namun Firman Tuhan berkata tetap usahakan kesejahteraan dimanapun kamu berada sekalipun dalam "pembuangan", dan menjalani proses ini tentulah tidak mudah. Ada satu contoh sesuatu barang yang dibuang yaitu biji rambutan. Setelah habus dimakan dan dibuang ternyata sebuah biji rambutan dapat bertumbuh dan pada suatu kelak akan menjadi sangat berguna ketika telah menjadi pohon yang besar dan berbuah. Ini salah satu contoh "dibuang membawa kesejahteraan". Dimanapun kita jika kita membawa kesejahteraan di tempat itu maka tempat itu akan menjadi sejahtera dan tentunya akan menjadi kesejahteraan buat kita juga. Mungkin kita merasa "dibuang" di tempat kita berada saat ini, seperti tempat kerja kita, maka kita harus berusaha membawa kesejahteraan ditempat itu, Dimanapun kita berada jika kita membawa kesejahteraan di tempat itu maka Tuhan akan memberkati kita pula. Bagaimana kita membawa kesejahteraan itu, yaitu:

1. Jangan malas dan tetap berusaha. Dimanapun kita telah ditempatkan maka bawalah dan berbuatlah sejahtera di tempat itu dengan tetap berusaha jengan menyerah pada keadaan.
2. Berdoa. Doa akan menjadi kekuatan kita untuk tetap kuat melayani Tuhan. Melalui doa maka iman kita dapat dikuatkan.
3. Pegang Teguh Janji Tuhan. Seperti sebuat biji rambutan yang perlu waktu dan proses untuk bertumbuh, bersabarlah. Janji Tuhan adalah pasti dan akan ditepati. Tuhan akan memberikan apa yang telah dinajikannya kepada kita.
4. Tetap Dalam Rancangan Tuhan. Contoh Yusuf tetap dalam rancangan Tuhan atas dirinya walaupun ia telah dijual dan dipenjarakan. Yusuf tetap setia berjalan dalam rancangan Tuhan sehingga ia dipermuliakan sesuan waktu Tuhan. Yusuf membawa kesejahteraan dimana dia berada sehingga ia diberkati Tuhan.



Jika kita merasa seakan "dibuang" percayalah dan tetaplah dalam rancangan rencana Tuhan. Jika sudah tiba waktunya kita akan dipermuliakan dan tempat dimana kita berada pasti akan diberkati selama kita membawa sejahtera ditempat itu sesuai dengan kehendak Tuhan.

Janganlah Hendaknya Kerajinanmu Kendor, Jagalah Perbuatanmu

Pembacaan Firman Amsal 4:27

"Janganlah menyimpang ke kanan atau ke kiri, jauhkanlah kakimu dari kejahatan."


Saat dilanda persoalan atau pergumulan yang hebat banyak dari kita yang cenderung mengalami kemerosotan rohani. Kita tidak mampu lagi menjaga kualitas hidup rohani kita. Semakin besar masalah menerpa bukannya makin mendekat kepada Tuhan, tapi kita semakin menjauh. Bahkan kita menunjukkan sikap yang memberontak kepada Tuhan dengan mengomel, mengumpat, kecewa, jengkel, marah dan menyalahkan Tuhan. Hal ini pun berimbas pada keseharian kita: malas berdoa, malas baca Alkitab, malas beribadah. Kemudian kita mencoba menyelesaikan permasalahan dengan kekuatan sendiri, mencari pertolongan kepada manusia, dan akhirnya kembali kepada kehidupan lama. Kita tidak lagi hidup menurut pimpinan Roh Kudus, melainkan menuruti keinginan daging. Alkitab menegaskan, "barangsiapa menjadi milik Kristus Yesus, ia telah menyalibkan daging dengan segala hawa nafsu dan keinginannya." (Galatia 5:24).



Kalau kita kembali kepada kehidupan lama, siapa diuntungkan ? iblis! Ia (iblis) akan lebih mudah menyerang kehidupan kita sehingga kita makin terpuruk dan jatuh. Karena itu dalam menantikan janji Tuhan kerohanian kita jangan sampai loyo dan semangat melayani Tuhan jangan mengendor. Dalam Roma 12:11 dikatakan, "Janganlah hendaknya kerajinanmu kendor, biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah Tuhan." Sesulit apapun situasinya mari tetap mengutamakan Tuhan dan melayani Dia dengan sepenuh hati. Janganlah seperti Esau yang rela menjual hak kesulungannya demi sepiring makanan (baca Ibrani 12:16-17). Akhirnya penyesalan pun tiada guna. Jangan pula seperti para pengikut Daud saat Ziklag terbakar, yang hendak melempari Daud dengan batu. Namun Daud dalam keadaan terjepit dan pergumulan yang berat dapat menjaga sikap dan perilakunya dengan menguatkan kepercayaannya kepada Tuhan (baca 1 Samuel 30:6).

Daud melakukan tindakan yang benar: datang kepada Tuhan dan menyerahkan segala permasalahannya kepadaNya. Ia tidak bertindak mengandalkan kekuatannya sendiri.
Masa-masa penantian adalah masa yang sangat menentukan karena itu jagalah perilaku dan tetap hidup bedar di hadapan Tuhan supaya janjiNya dinyatakan bagi kita tepat pada waktunya.

Belajar Dari Rahasia Keberhasilan Hidup Daniel

Pembacaan Firman Daniel 2:48


"Lalu raja memuliakan Daniel: dianugerahinyalah dengan banyak pemberian yang besar, dan dibuatnya dia menjadi penguasa atas seluruh wilayah Babel dan menjadi kepala semua orang bijaksana di Babel."


Hari ini kita belajar dari seorang pemuda yang mampu 'mengalahkan' dunia. Daniel adalah orang muda yang memiliki roh luar biasa dan memiliki kualitas hidup diatas rata-rata. Dalam bahasa Ibrani nama 'Daniel' memiliki arti 'Tuhanlah hakimku'. Kata 'hakim' sendiri memiliki makna yang sangat luar biasa, suatu gambaran tentang kebijaksanaan yang didalamnya terkandung hikmat, kekudusan, intelektual dan juga integritas. Daniel adalah seorang dari orang-orang muda pilihan yang ditangkap dan dibawa oleh Nebukadnezar, raja Babel, pada waktu Yerusalem runtuh. "...orang-orang muda yang tidak ada sesuatu cela, berperawakan baik, yang memahami berbagai-bagai hikmat, berpengetahuan banyak dan yang mempunyai pengertian tentang ilmu, yakni orang-orang yang cakap untuk bekerja dalam istana raja, supaya mereka diajarkan tulisan dan bahasa orang Kasdim." (Daniel 1:4). Di begeri Babel, oleh pemimpin pegawai istana, nama Daniel diganti menjadi Beltsazar.

Meski berada di negeri pembuangan, grafik kehidupan Daniel bukannya menjadi merosot, justru sebaliknya makin hari makin naik seperti janji firmanNya, "Tuhan akan mengangkat engkau menjadi kepala dan bukan menjadi ekor, engkau akan tetap naik dan bukan turun," (Ulangan 28:13). Keberhasilan Daniel didapat bukan karena malakukan kecurangan, suap atau kompromi, tapi karena ia memiliki kualitas hidup yang 'berbeda' dari orang lain. Inilah yang dilakukan Daniel: pertama, ia berkomitmen untuk hidup kudus. Bukanlah perkara yang mudah bagi anak muda untuk tidak menajiskan diri dari perkara-perkara duniawi. "Daniel berketetapan untuk tidak menajiskan dirinya dengan santapan raja dan dengan anggur yang biasa diminum raja; dimintanyalah kepada pemimpin pegawai istana itu, supaya ia tak usah menajiskan dirinya." (Daniel 1:8).

Daniel bersikap tegas dan tidak mau berkompromi sedikitpun dengan dosa dan tetap berkomitmen untuk menjaga kekudusan hidupnya. Apa kuncinya ? "Dengan apakah seorang muda mempertahankan kelakuannya bersih ? Dengan menjaganya sesuai dengan firman-Mu." (Mazmur 119:9).



Rahasia hidup Daniel kedua  adalah menjaga pergaulannya. Ia tidak sembarangan bergaul dan sangat selektif memilih teman, sebab ia sadar bahwa "Pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik." (1 Korintus 15:33). Karena itulah Daniel membangun hubungan dengan teman-teman yang sama-sama takut akan Tuhan dan memiliki kerohanian yang baik pula, sehingga mereka dapat saling mendukung, menasihati, mengingatkan dan menguatkan. "Besi menajamkan besi, orang menajamkan sesamanya." (Amsal 27:17). Berhati-hatilah dalam bergaul! dengan siapa kita bergaul dan siapa teman-teman di sekitar kita sangat mempengaruhi pola pikir dan juga menentukan perjalanan hidup kita, akan seperti apa dikemudian hari, sebab "Siapa bergaul dengan orang bijak menjadi bijak, tetapi siapa berteman dengan orang bebal menjadi malang." (Amsal 13:20). Daniel pun memilih Hananya, Misael dan Azarya sebagai sahabat-sahabatnya.

Hal ketiga adalah Daniel berkomitmen untuk memelihara kehidupan doanya setiap hari. Ia senantiasa menyediakan waktu khusus untuk Tuhan tiga kali sehari berlutut, berdoa dan memuji-muji Tuhan. Tertulis: "Dalam kamar atasnya ada tingkap-tingkap yang terbuka ke arah Yerusalem; tiga kali sehari ia berlutut, berdoa serta memuji Allahnya, seperti yang biasa dilakukannya." (Daniel 6:11). Sebagai pejabat pemerintahan tentunya Daniel punya banyak aktivitas dan kesiukan; meski demikian ia tidak pernah lalai menyediakan waktu untuk bersekutu dengan Tuhan. Di segala keadaan Daniel tetap tekun berdoa. Hal ini menunjukan bahwa ia senantiasa mengandalkan Tuhan dan melibatkan Dia di segala aspek hidupnya.

"Tidakkah Allah akan membenarkan orang-orang pilihan-Nya yang siang malam berseru kepada-Nya? Dan adakah Ia mengulur-ulur waktu sebelum menolong mereka ?" (Lukas 18:17). Itulah sebabnya apa saja yang dikerjakan Daniel senantiasa berhasil dan beruntung, karena tangan Tuhan selalu campur tangan.

"Dan Daniel ini mempunyai kedudukan tinggi pada zaman pemerintahan Darius dan pada zaman pemerintahan Koresh, orang Persia itu." (Daniel 6:29)

Motivasi Yang Benar

Pembacaan Firman : Daniel 3:16-18

Setiap orang pasti setidaknya pernah berbuat baik, senang jika mendapat perlakuan baik, dan menginginkan diperlakukan dengan baik. Setiap orang pasti senang dengan perbuatan baik terlebih Tuhan juga demikian, dalam alkitab pula dituliskan agar kita jangan jemu-jemu berbuat baik (Galatia 6:9). Namun perbuatan baik kita tidaklah sempurna jika dibarengi dengan motivasi yang salah.

Sebelum melanjutkan, terlebih dahulu kita pahami apa itu motivasi. Singkatnya motivasi adalah dorongan (alasan) seseorang untuk melakukan sesuatu. Ketika melakukan segala sesuatu setidaknya disertai alasan mengapa kita berbuat demikian. Berbuat baik memang bagus, namun terkadang perbuatan baik seseorang dilandasi dengan motivasi yang salah. Ketika membantu seseorang yang sedang kesusahan, tidak sedikit yang mengharapkan imbalan atas perbuatannya di kemudian hari, bermaksud untuk pamer, ataupun ingin menunjukan kepada orang banyak agar dipuji. Perbuatan baik hendaknya dilandasi dengan motivasi yang benar, baik kepada manusia terlebih bagi Tuhan yang mengetahui segala sesuatu.

berpikir
sumber gambar pixabay.com

Ketika Sadrakh, Mesakh, Abetego diperhadapkan dengan situasi yang sulit, dipaksa untuk menyangkal imannya, mereka mengambil sikap yang tegas. “Jika Allah kami yang kami puja sanggup melepaskan kami, maka Ia akan melepaskan kami dari perapian yang menyala-nyala itu, dan dari dalam tanganmu, ya raja; tetapi seandainya tidak, hendaklah tuanku mengetahui, ya raja, bahwa kami tidak akan memuja dewa tuanku, dan tidak akan menyembah patung emas yang tuanku dirikan itu”.

Perlu ditekankan bahwa Sadrakh, Mesakh dan Abetnego membangun motivasi yang benar dalam Tuhan. Mereka mengikut Tuhan bukan atas dasar imbalan, bukan agar suatu saat Tuhan dapat menolong mereka, membalas ibadah mereka, namun sekalipun dalam situasi yang mengancam nyawa, mereka mempertahankan motivasi yang benar dalam mengikut Tuhan dan Tuhan nyatanya meluputkan mereka.

Mengapa kita perlu membangun motivasi yang benar ? 

1. Supaya Tuhan tidak serba salah terhadap kita

Dalam Lukas 17:11-19 diceritakan mengenai 10 orang kusta, datang kepada Yesus meminta agar disembuhkan, setelah Yesus menyembuhkan mereka, hanya 1 orang yang kembali dan memuliakan Dia, 9 lainnya pergi entah kemana.
Ada bermacam-macam motivasi orang mencari Tuhan, dan tidak sedikit yang punya motivasi yang keliru. Mencari Tuhan agar disembuhkan, agar kaya, agar diberkati, dan sebagainya namun tidak sedikit yang ketika memperolehnya mulai meninggalkan Tuhan.

2. Agar kita jangan kecewa

Ketika seseorang mengikut Tuhan dengan motivasi yang salah dia akan kecewa ketika apa yang diharapkannya tidak kunjung datang, ketika apa yang selalu didoakannya belum juga dijawab. Ketika doa tak kunjung mendapat jawaban terkadang ada yang merasa kecewa, dan mulai mengungkit kesetiaannya dalam ibadah. Sadrakh, Mesakh, Abednego beribadah bukan agar ditolong Tuhan, bahkan ketika nyawa mereka terancam, mereka tidak menuntut pertolongan dari Tuhan.


Sesungguhnya mudah bagi Tuhan untuk memberkati kita, menyembuhkan, menolong kita. Dia teramat mengerti yang terbaik bagi kita, dan selalu punya rancangan terbaik. Namun sebelumnya, jangan sampai motivasi yang salah menghalangi berkat Tuhan di hidup kita, periksa kembali motivasi kita masing-masing, bagi Tuhan dan bagi sesama apakah tulus dan berkenan bagi Tuhan ?

Tuhan Memberkati

Kasihilah Sesamamu Manusia

Pembacaan Firman: Matius 22:39

“Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri”

Saling mengasihi sesama manusia merupakan salah satu dari hukum yang terutama diajarkan Yesus. Jika kita bicara tentang mengasihi sesama tentu saja mudah bila kita mengasihi orang yang baik terhadap kita, orang yang sayang kepada kita dan banyak membantu kita. Namun bagaimana dengan orang yang jahat terhadap kita ? Pada ayat di atas tidak disebutkan bahwa kasihilah orang yang baik saja, namun kasihilah sesama manusia apapun agamanya, apapun sukunya, ras, budaya, baik ataupun tidak kelakuannya.

mengasihi sesama manusia
sumber gambar pixabay.com

Allah Adalah Kasih

Mengapa kita perlu saling mengasihi ? karena Allah adalah kasih adanya, dan sudah sepantasnya kita sebagai Anak Tuhan pula memiliki kasih terhadap sesama. Seperti bagaimana Allah mengasihi kita semua, kita pula mengasihi Allah dan sesama manusia.


Mengasihi sesama berarti kita mengasihi Tuhan.

Mengasihi Tuhan dan mengasihi sesama adalah bagian yang tak terpisahkan. Seseorang tidak dapat mengatakan dia mengasihi Allah apabila tidak mengasihi sesama. Hubungan kita dengan Tuhan sangat tergantung bagaimana kasih kita terhadap sesama. Ketika kita mengasihi Tuhan, berarti kita juga mengasihi sesama. Ketika kita tidak mengampuni orang lain, Tuhan pula tidak mengampuni kita (link). Dalam pembacaan Matius 22:39, menyatakan bahwa mengasihi sesama sama kedudukannya dengan mengasihi Tuhan, sama pentingnya dan harus berjalan secara bersamaan.


Mengasihi Sesama Positif Bagi Diri Kita

Hidup saling mengasihi adalah baik adanya, bayangkan ketika kehidupan semua orang yang saling mengasihi tentunya adalah tatanan kehidupan ideal yang dikehendaki semua orang. Namun kenyataannya seringkali tidak demikian, walapun kita mengasihi sesama terkadang tetap ada orang yang sikapnya jahat. Apa yang kita lakukan ? Alkitab berkata kasihilah musuhmu, doakan mereka, kasihi mereka. 

“Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu.” (Mat. 5:44)

Perasaan yang muncul terhadap musuh cenderung kebencian, dan tidak ada dampak baik yang muncul karenanya. Kita cenderung membalas, senang terhadap penderitaan orang, dan hati kita timbul kepahitan. Hal-hal tersebut bukannya membangun namun merusak hidup kita bahkan orang lain.

 
Ingatlah bahwa Tuhan mengampuni orang yang mengampuni, mengasihi bahkan musuh kita dan tidak membalas memberikan kelegaan. Saat orang lain membenci kita memilih mengasihi, orang yang tidak nyaman ketika mengasihi musuhnya berarti dia belum mengasihi dengan tulus. Mungkin sebagian kita merasa berat melalui proses ini, ketika kita merasa begitu tersakiti. Latihlah dirimu mengasihi dan mengampuni walaupun awalnya memang terasa sulit. Setelah proses itu terlewati tiada lagi yang membebani hidup kita, tidur terasa nyaman, menarik napas begitu lega, hidup penuh sukacita dan saling mengasihi kita jalani.

Tuhan Memberkati

Mengucap Syukur Dalam Segala Perkara

“Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu.” I Tesalonika 5:18


Bicara mengenai mengucap syukur adalah hal yang gampang-gampang susah. Gampang jika kita mengucap syukur pada saat kita bahagia. Ketika kita mendapat promosi jabatan, membeli barang baru, segala sesuatunya berjalan sesuai harapan tentunya mengucap syukur bukanlah perkara sukar. Menjadi sulit ketika kita mengalami banyak masalah, pergumulan hidup yang begitu berat, kejadian-kejadian yang tidak menyenangkan kita alami. Ketika hati kita bahagia, ketika hati kita sedih, mengucap syukurlah dalam segala hal.

mengucap syukur dalam segala hal
sumber gambar pixabay.com

Mengapa kita perlu mengucap syukur ?

1.    Karena Mengucap Syukur Adalah Kehendak Allah

Mengucap syukur bukan kehendak teman kita, bukan kehendak pendeta, namun kehendak Allah didalam Kristus Yesus. Tuhan mau kita sebagai Anak Tuhan untuk mengucap syukur dalam segala hal. Ketika kita mengucap syukur, kita melakukan kehendak Allah.

2.    Mengucap Syukur Adalah Kunci Kebahagiaan

Kekayaan tidak dapat memberi kita kebahagiaan, begitu pula dengan jabatan, kepandaian, kekuatan kita. Jika uang menjadi tolak ukur kebahagiaan, Adolf Merckle tidak akan menabrakan dirinya di kereta, jika ketenaran dapat menjamin kebahagiaan, tentunya para selebritis tidak ada yang depresi. Kunci kebahagiaan adalah selama kita mensyukuri hidup ini. Ketika kita mengucap syukur, kita membuka diri untuk bahagia.

3.    Menjadi Pribadi yang Positif

Orang yang mengucap syukur dalam segala hal adalah orang yang senantiasa membangun dirinya ke arah yang lebih baik. Melihat segala sesuatu pada sisi yang benar, setiap kejadian yang ada entah baik atau buruk tidak melemahkan dia, namun selalu berdampak positif.


Mungkin anda berkata, bagaimana mungkin saya dapat mengucap syukur sedangkan hidup saya sudah sulit, saya menanggung masalah yang begitu berat. Jadi bagaimana kita dapat mengucap syukur ?

1.    Ingatlah Selalu ada hal untuk disyukuri

Siapapun anda, seberat apapun hari yang anda lalui ingatlah bahwa selalu ada hal untuk disyukuri. Ketika kita masih diberikan kesehatan mengucap syukurlah, ketika kita masih bisa makan kita mengucap syukur, ketika kita masih memiliki rumah untuk berlindung, teman yang mengasihi kita, bahkan ketika kita masih diberikan nafas kehidupan, mengucap syukurlah. Seberat apapun masalah pergumulan kita selalu ada hal untuk disyukuri.

2.    Segala Sesuatunya Mendatangkan Kebaikan

(Roma 8:28a) “Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia”. Ketika kita mengasihi Tuhan, kita melakukan kehendakNya dan dalam hal ini kita mengucap syukur. Ingatlah bahwa Allah selalu merancangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi dia, bagi setiap pribadi yang melakukan kehendak Allah, setiap pribadi yang mengucap syukur. Ketika kita tahu bahwa segala sesuatunya (entah menyenangkan atau tidak) pasti mendatangkan kebaikan, mengapa kita enggan mengucap syukur ?


Akhir kata Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Tuhan bagi kita semua.

Tuhan Yesus Memberkati

Menikmati Kebaikan Tuhan

Pembacaan Firman: Ratapan 3:22-24

“Tak berkesudaan kasih setia Tuhan, tak habis-habisnya rahmatNya, selalu baru tiap pagi; besar kesetiaanMu! ‘Tuhan adalah bagianku’, kata jiwaku, oleh sebab itu aku berharap kepadaNya”

Berbicara tentang kasih setia dan rahmat Tuhan adalah selalu baru setiap pagi artinya kasih setia dan rahmat Tuhan adalah baru setiap saat tiada berkesudahan (ayat 23).

menikmati
sumber gambar pixabay.com

Hal penting yang perlu kita miliki untuk dapat menikmati kebaikan Tuhan:
1.    Jadilah sahabat Tuhan (Amsal 22:11, Yohanes 15:14-15). Amsal 22:11 Orang mencintai kesucian hati dan yang manis bicaranya menjadi sahabat raja. Menjadi sahabat Allah, maka syarat utamanya adalah perbuatlah apa yang Tuhan mau.
2.    Belajar untuk mengukur diri sendiri. Matius 7:1 (Jangan kamu menghakimi, supaya kamu tidak dihakimi). Maksudnya agar supaya kita bisa dilatih oleh Tuhan untuk dapat mengintrospeksi diri kita, bukannya memeriksa keberadaan orang lain. Kalau Tuhan yang mengatur hidup kita maka Ia akan menuntun kita meraih kemenangan dalam hidup kita.
3.    Buka tangan untuk Tuhan. Lukas 6:38 “Berilah dan kamu akan diberi: suatu takaran yang baik, yang dipadatkan, yang digoncang dan yang tumpah keluar akan dicurahkan ke dalam ribaanmu. Sebab ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu”. Apa yang kita berikan, Tuhan akan gantikan dengan takaran yang sama kepada kita artinya Tuhan akan menggantikan dengan jumlah yang lebih sesuai dengan ayat tersebut diatas.
4.    Peduli tentang pembangunan Tubuh Kristus (Galatia 6:10 Karena itu, selama masih ada kesempatan bagi kita, marilah kita berbuat baik kepada semua orang, tetapi terutama kepada kawan-kawan kita seiman). Pembangunan Tubuh Kristus pertama-tama dimulai dari lingkungan gereja lokal yaitu membangun di dalam jemaat kita. (Amsal 19:17, Mazmur 41:1-4)
5.    Jalin hubungan yang intim dengan Tuhan. (Lukas 10:38-42) Dalam ayat tersebut menegaskan bahwa Maria telah memberikan diri untuk duduk di bawah kaki Tuhan. Hal ini yang terpenting yaitu kita harus menjalin hubungan yang intim dengan Tuhan karena hal inilah yang diinginkan Tuhan. Maria memilih duduk di kaki Tuhan menjalin hubungan yang erat dengan Tuhan, inilah yang Tuhan inginkan dalam hidup kita untuk selalu dekat dengan Tuhan.
Jadilah sahabat Tuhan dan jangan kehilangan semangat dalam melayani Tuhan serta jadikan Tuhan Yesus sebagai tempat kita berharap.

Tuhan memberkati

Rebutlah Hidup yang Kekal (Bagian I)

Pembacaan Firman: I Timotius 6:12

“Bertandinglah dalam pertandingan iman yang bedar dan rebutlah hidup yang kekal. Untuk itulah engkau telah dipanggil dan telah engkau ikrarkan ikrar yang benar di depan banyak saksi”

Sifat dasar dari Allah adalah “Kudus” dan “Kasih” (I Petrus 1:16 dan Yohanes 15:10). Allah menghendaki Gereja Tuhan bertumbuh ke arah Kristus yaitu bertumbuh dalam kekudusan dan dalam kasih sama seperti karakter Allah. Roma 2:7 mengatakan yaitu hidup kekal kepada mereka yang dengan tekun berbuat baik, mencari kemuliaan, kehormatan dan ketidakbinasaan. Tekun berbuat baik pondasinya adalah kudus dan kasih. Untuk kita berbuat baik sesuai dengan kebenaran Firman Allah maka satu kebenaran yang harus kita lalui yaitu tinggal dalam kebenaran.

kehidupan
sumber gambar pixabay.com
Matius 19:16-26 Menceritakan bahwa suatu perumpamaan dari Tuhan Yesus mengenai betapa susahnya seorang muda yang kaya untuk masuk dalam kerajaan Allah. Seorang yang masih muda ini merupakan seorang pemimpin di kalangan Yahudi. Ayat 16 mengatakan ada seorang datang kepada Yesus, dan berkata: “Guru, perbuatan baik apakah yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal ?”, ayat 17 Mengatakan jawab Yesus: “Apakah sebabnya engkau bertanya kepadaKu tentang apa yang baik ? Hanya satu yang baik. Tetapi jikalau engkau ingin masuk ke dalam hidup, turutilah segala perintah Allah”. Tuhan Yesus mengatakan bahwa untuk memperoleh hidup yang kekal maka kita harus menuruti segala perintah Allah. Ketika kita mempunyai Firman maka sebenarnya kita telah memiliki segala sesuatu. Ayat 18-19 Kata orang itu kepadanya: “Perintah yang mana ?” Kata Yesus: “Jangan membunuh, jangan berzinah, jangan mencuri, jangan mengucapkan saksi dusta, hormatilah ayahmu dan ibumu dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri”. Dalam Keluaran 20:1-17 maka kita akan mendapatkan 10 Hukum, menarik mengapa Tuhan Yesus Cuma mengambil hukum yang ke 6 sampai 10 ? Ternyata 10 hukum Allah membaginya menjadi 2 bagian yaitu Hukum 1-5 berkaitan dengan Hubungan Manusia dengan Allah dan hukum 6-10 merupakan hukum mengenai hubungan antara Manusia dengan sesama. Hubungan dengan sesama menjadi landasan utama dari hidup yang kekal.

Kalau hidup kita tidak harmonis dengan sesama maka semua apa yang kita lakukan buat Tuhan sia-sia. Ibrani 13:1 mengatakan Peliharalah kasih persaudaraan!, I Petrus 2:17 Hormatilah semua orang, kasihilah saudara-saudaramu, takutlah akan Allah, hormatilah raja!. Untuk itu peliharalah kasih di antara kita karena dengan kasih inilah maka kita dapat berhasil dalam hubungan dengan Allah. Kita tidak akan dapat mengasihi Allah jika kita tidak memiliki kasih yang baik dengan sesama. Jika kita belum saling mengasihi antara sesama kita dan antara kita dengan keluarga kita maka kita tidak akan meraih janji-janji Tuhan dan kita tidak dapat mengasihi Allah karena kasih dengan sesama merupakan dasar untuk kita dapat mengasihi Allah. Mengevaluasi hubungan dengan sesama merupakan alat uji untuk kita meraih hidup yang kekal dan lakukanlah perintah Tuhan dengan sungguh-sungguh.

Tuhan Memberkati

Berserah dan Merendahkan Diri Dihadapan Tuhan

Pembacaan Firman: Ulangan 8:11-18

Memperlihatkan Firman Tuhan ini dari ayat 11 mengatakan Hati-hatilah, supaya jangan engkau melupakan Tuhan, Allahmu, dengan tidak berpegang pada perintah, peraturan dan ketetapanNya, yang kusampaikan kepadamu pada hari ini; dan kemudian di ayat 18 lebih memperkokoh atau diperjelas mengatakan bahwa tetapi haruslah engkau ingat kepada Tuhan, Allahmu, sebab Dialah yang memberikan kepadamu kekuatan untuk memperoleh kekayaan, dengan maksud meneguhkan perjanjian yang diikrarkanNya dengan sumpah kepada nenek moyangmu, seperti sekarang ini. Orang Israel pada saat itu menggambarkan kehidupan orang percaya di akhir zaman ini. Kalau orang Israel diprioritaskan oleh Allah sama seperti kita juga saat ini sangat diperhatikan oleh Tuhan. Ada hal-hal yang harus kita percaya kepada Tuhan supaya pada saat kita menghadapi persoalan, kita dapat mengingat hal-hal tersebut. Dalam kejadian 15:13 Firman Tuhan kepada Abram: “Ketahuilah dengan sesungguhnya bahwa keturunanmu akan menjadi orang asing dalam suatu negerti, yang bukan kepunyaan mereka, dan bahwa mereka akan dperbudak dan dianiaya, empat ratus tahun lamanya. Kita telah diselamatkan oleh Tuhan dan Tuhan telah berbicara tentang keberadaan orang Israel yang diperbudak di Mesir.
berdoa
sumber gambar pixabay.com

Ibrani 2:3-4 dikatakan bahwa nilai keselamatan itu mahal, untuk itu kita harus menghargai hal itu dan menjunjung tinggi keselamatan yang Tuhan telah berikan kepada kita. Mujizat yang terbesar dalam kehiduan kita adalah meraih keselamatan yang Tuhan telah berikan kepada kita. Mujizat yang terbesar dalam kehidupan kita adalah meraih keselamatan dalam kehidupan kita. Menjadi anak Tuhan jangan jadi penakut dan menjadi pengecut. Banyak sekarang jemaat yang mundur sama seperti zaman Tuhan Yesus banyak murid-muridnya mengundurkan diri dikarenakan pada saat Yesus ada mereka diikat oleh persatuan tetapi pada saat Tuhan Yesus mulai disesah mereka mulai meninggalkan Tuhan Yesus. Ketika orang atau hamba Tuhan yang tidak lagi mengandalkan Roh Kudus maka orang tersebut akan terhilang. Setiap pergumulan yang kita alami berbeda satu sama lain akan tetapi untuk menyelesaikannya hanya satu yaitu hanya kita lari kepada Tuhan. Walaupun ada persoalan yang berat yang penting bukan persoalannya melainkan ada Tuhan yang selalu memimpin dan menolong kita walaupun jalan itu berat. Tuhan yang selalu memimpin kita maka Ia juga yang akan menolong kita sama seperti kondisi yang dialami bangsa Israel.

Allah berdiam di tempat tinggi akan tetapi dia ada dalam hati kita sebagai orang percaya. Tuhan mengajarkan kepada kita untuk belajar hidup dengan kerendahan hati, bukan menjadi orang yang sombong dan tinggi hati. Tuhan tidak menginginkan kita untuk tetap selalu berada dalam zona nyaman akan tetapi kadang Tuhan menginginkan kita untuk melewati badai hidup. Yakobus 1:17-18 Setiap pemberian yang baik dan setiap anugerah yang sempurna, datangnya dari atas, diturunkan dari Bapa segala terang; padaNya tidak ada perubahan atau banyangan karena pertukaran. Atas kehendakNya sendiri Ia telah menjadikan kita oleh Firman kebenaran, supaya kita pada tingkat yang tertentu menjadi anak sulung diantara semua ciptaanNya. Ketika dijadikan prioritas oleh Tuhan sehingga kita dapat naik ke tingkat yang lebih tinggi dan Ia mengajarkan kita untuk tetap merendahkan diri.

Perhatikanlah jika engkau telah diberkati, jangan melupakan Tuhan, ini selalu Tuhan ingatkan kepada kita sesuai dengan Firman Tuhan. Salah satu kehendak Tuhan mengajarkan kepada kita sesuai dengan Firman Tuhan. Salah satu kehendak Tuhan mengajarkan kepada kita untuk merendahkan diri menghadapi persoalan sehingga kita tetap tenang dan tidak takut. Mazmur 34:20 “Kemalangan orang benar banyak, tetapi Tuhan melepaskan dia dari semuanya itu; Untuk itu kita jangan takut karena menjadi keberuntungan bagi kita memiliki Tuhan Yesus yang selalu menolong dan memberikan berkat-berkatNya kepada kita. Janganlah kita menjadi tinggi hati agar supaya kita tetap diberkati oleh Tuhan. 

Tuhan Memberkati

Menjadi Garam dan Terang Dimanapun Kita Berada

Pembacaan Firman: Matius 5:13-16

Dalam pembacaan alkitab saat ini mengatakan suatu pernyataan bahwa kita merupakan garam dan terang dunia. Hal ini menjadi suatu tantangan bagi kita sebagai anak-anak Tuhan. Saat ini sudahkah kita menjadi garam dunia ? Sudahkah kita menjadi Terang dunia ?
terang
sumber gambar pixabay.com
 Garam banyak sekali kegunaan bukan hanya sebagai bumbu dapur. Banyak dipakai untuk proses pengawetan makanan, dll. Menjadi pertanyaan kenapa Tuhan Yesus memberikan contoh melalui garam ? Jawabannya adalah karena garam banyak sekali kegunaan. Perumpamaan menjadi garam pada saat ini yaitu apakah kita sudah menjadi garam yaitu menjadi bermanfaat bagi siapapun yang ada di sekitar kita. Kalau seseorang menjadi garam didalam gereja berarti dia setia di gereja, cara hidupnya, tutur katanya yang sangat memberkati orang. Ini merupakan garam dari seseorang yang benar-benar hidup didalam Tuhan. Hal ini salah satu contoh perbuatan baik yang Tuhan inginkan melalui suatu perumpamaan menjadi garam di tengah-tengah dunia ini. Berbuat baik itu suatu hal yang gampang asalkan itu berdasarkan kebenaran Firman Tuhan. Pergumulan kita sebagai Anak Tuhan begitu banyak. Tuhan begitu banyak cara untuk menolong kita tergantung kita menerimanya dengan cara bagaimana. Tuhan datang untuk menolong kita tergantung kita menerimanya dengan cara bagaimana. Tuhan datang dengan berkatNya, kesembuhan, dll tetapi kadang-kadang datang dengan pergumulan, situasi yang sulit, dll. Namun ingatlah ada satu tujuan yang Tuhan inginkan yaitu agar kita tetap kuat dan setia kepadaNya. Jangan sampai garam yang Tuhan inginkan dalam kehidupan kita menjadi tawar yang sudah tidak ada gunanya.

Tetaplah berdoa menjadi suatu hal yang utama. Berbicara tentang Pelita bararti berhubungan dengan cahaya yang akan menerangi di tengah-tengah kegelapan. Pernahkah Pelita itu dipasang dan kemudian ditutup ? Pelita akan diletakan diatas meja. Ini berbicara tentang iman. Iman harus ditunjukan hasilnya bukan untuk disimpan atau ditutup. Kalau kita berani menunjukan iman kita maka banyak jiwa akan dimenangkan untuk Tuhan. Hendaklah terang kita bercahaya dan dilihat oleh banyak orang sehingga Tuhan dapat dipermuliakan. Terang berarti boleh menjadi contoh yang baik dalam menerangi kegelapan dunia ini. Garam berarti bisa menjadi suatu kegunaan yang baik dimanapun kita berada. Garam dan terang dunia merupakan kerinduan Tuhan Yesus bagi kita anak-anak Tuhan yang ada di dunia ini dengan satu tujuan yaitu banyak jiwa boleh dimenangkan bagi Tuhan sehingga nama Tuhan dapat dipermuliakan.

Tuhan Memberkati

Prinsip Hidup

Pembacaan Firman: Mazmur 27:4

“Satu hal telah kuminta kepada Tuhan, itulah yang kuingini: diam di rumah Tuhan seumur hidupku, menyaksikan kemurahan Tuhan dan menikmati baitNya.”
hidup
sumber gambar pixabay.com

Prinsip Hidup I: Meminta Pertolongan Tuhan

Kehidupkan Raja Daud dikelilingi oleh musuh yang selalu mengancam keberadaan Raja Daud serta seluruh bangsa Israel. Musuh  ini menginginkan sesuatu dari raja Daud sehingga bangsa Israel dibawah pimpinan raja Daud seringkali terlibat dalam suatu peperangan. Relevansi dengan kehidupan kita sebagai anak-anak Tuhan saat ini adalah “musuh” berbicara mengenai persoalan, sakit penyakit, pergumulan, dll. Kita dapat mencontohi suatu langkah yang tepat dari seorang raja Daud yaitu pada saat dia diperhadapkan dengan musuh yang mengancam, raja Daud mengambil tindakan dengan mencari Tuhan dam meminta pertolonganNya. Kita harus bersyukur kepada Tuhan karena Tuhan adalah sumber pertolongan kita. Kita saat ini diperhadapkan  dengan situasi dunia yang semakin sulit, akan tetapi kita mempunyai Allah yang besar yang mampu memberi pertolongan kepada kita untuk menghadapi persoalan sesulit apapun. Tuhan Yesus akan melakukan perkara yang besar dalam kehidupan kita.

“Satu hal telah kuminta kepada Tuhan, itulah yang kuingini: diam di rumah Tuhan seumur hidupku, menyaksikan kemurahan Tuhan dan menikmati baitNya”, ini adalah prinsip hidup raja Daud dan raja Daud mempunyai tekad untuk disampaikan kepada Tuhan.

Dalam Daniel 3:16-18 dapat kita dapati suatu tekad dari Sadrak, Mesakh dan Abednego untuk tidak menyembah patung buatan nebukadnezar. Mereka mempunya prinsip hidup yang teguh berpegang pada janji Tuhan walaupun pada saat itu Tuhan belum memberikan pertolongan kepada mereka akan tetapi suatu tekad yang mereka tunjukan membuat Tuhan berpaling kepada mereka sehingga tangan Tuhan datang memberikan pertolongan. Tekad yang mereka miliki memiliki dampak atau resiko yang besar bagi kehidupan mereka karena mereka diancam untuk dilemparkan dalam dapur api oleh raja nebukadnezar. Dengan tekad mereka ini maka raja Nebukadnezar menjadi marah dan mereka dilemparkan kedalam dapur api, akan tetapi tangan Tuhan datang memberikan pertolongan kepada mereka tepat pada waktunya sehingga mereka tidak terbakar dan Alkitab menerangkan pada saat mereka dalam dapur api ternyata sudah menjadi empat orang yang berada di dalam. Ini menjadi bukti bahwa jikalau kita memiliki tekad yang menar dihadapan Tuhan maka janji Tuhan akan digenapi. Dia akan menyertai dan menolong kita pada waktu kita berada dalam pergumulan hidup.

Prinsip Hidup II: Diam Dirumah Tuhan Seumur Hidup.

Kita harus banyak memberikan waktu kita kepada Tuhan dengan beribadah dan berdoa kepadaNya. Dalam Yosua 24:15 mengatakan “tetapi jika kamu anggap tidak baik untuk beribadah kepada Tuhan, pilihlah pada hari ini kepada siapa kamu akan beribadah; allah yang kepadanya nenek moyangmu beribadah di seberang sungai Efrat, atau allah orang Amori yang negerinya kamu diami ini. Tetapi aku dan seisi rumahku, kami akan beribadah kepada Tuhan!” ini merupakan prinsip hidup dari Yosua untuk beribadah kepada Tuhan. Saat-saat ini kita dituntut untuk mengadakan perubahan dalam hidup, perkembangan zaman juga berbagai pencobaan hidup menantang kita untuk selalu berkembang. Pada kesempatan ini marilah kita belajar untuk hidup lebih dekat kepada Tuhan dengan beribadah, memuji dan menyembah Tuhan dan memperbanyak jam doa kepada Tuhan sehingga kita tetap kuat menghadapi persoalan hidup ini, melalui prinsip hidup benar yang kita bangun.

Tuhan memberkati

Menjadikan Hidup Berarti


Pembacaan Firman: Ulangan 30:20

Semua orang pasti merindukan untuk memiliki kehidupan yang berarti. Jika kita bisa memilih, maka tentunya kita tidak ingin hidup dalam kegagalan. Kegagalan bersumber dari ketika kita memusatkan diri kita pada kelemahan dan kekurangan serta kesalahan-kesalahan masa lalu kita. Hal ini menjadi penghalang untuk dapat melihat kebesaran Tuhan.
bahagia
sumber gambar pixabay.com
Ada 3 hal yang dapat menjadikan hidup berarti, yaitu:

1.    Mengasihi Tuhan

Dalam bahasa Ibrani kata mengasihi berasal dari kata “ahab” (awhab). Dalam bahasa Inggris menggunakan kata “love, like”. Mengasihi Tuhan berarti siap untuk melakukan perintah-perintahNya (Keluaran 20:6, Mazmur 116:1, Yohanes 14:15,21).

2.    Mendengan suara Tuhan

Dalam bahasa Ibrani mendengar berasal dari kata “shama” (saw-ma). Dalam bahasa Inggris menggunakan kata “carefully,consider”. Mendengar suara Tuhan berarti memperhatikan penuh (Yohanes 10:27). Kesungguhan itu dapat digambarkan seperti kerinduan kita untuk mendengarkan Firman Allah. Kesungguhan inilah yang dinyatakan dalam Matius 22:37.

3.    Berpaut kepada Tuhan

Dalam bahasa Ibrani kata berpaut berasal dari kata “dabag” (daw-bak). Dalam bahasa Inggris menggunakan kata “be joined, cleave”. Berpaut kepada Tuhan bearti menggambungkan diri dengan Tuhan, berpegang erat (Mazmur 22:15, Kejadian 2:24).

Jika ketiga hal tersebut diatas kita lakukan, makan jaminan Allah bagi kita untuk memperoleh kehidupan, kebenaran dan kehormatan (Amsal 21:21).

Tuhan Yesus Memberkati

Tempayan Kehidupan

Pembacaan Firman: Yohanes 2:1-11

Ketika kehabisan air anggur dalam pesta perkawinan di Kana, Tuhan Yesus menggunakan tempayan-tempayan air untuk mengadakan mujizat. Pada zaman itu, tempayan-tempayan air tersebut sering digunakan sebagai wadah untuk mencuci kaki sebelum masuk ke dalam rumah. Pada saat itu ada 6 tempayan pembasuhan dan Tuhan Yesus menyuruh pelayan-pelayan agar mengisinya dengan air. Tempayan-tempayan yang diisi dengan air tersebut kemudian dicedok dan berubah menjadi anggur yang baik.
tempayan
sumber gambar pixabay.com
Sebagai anak Tuhan ada 6 tempayan yang harus kita isi penuh dalam menjalani kehidupan ini, yaitu:

1.    Doa (I Tesalonika 5:7)

Doa sangat penting bagi kita orang percaya. Dengan berdoa kita dapat membangun komunikasi dengan Tuhan. Melalui doa dapat membuat mujizat terjadi karena doa orang benar bila dengan yakin didoakan sangat besar kuasanya (Yakobus 5:16b). Tempayan doa harus kita isi sampai penuh.

2.    Puji-pujian (Mazmur 150:1-6)

Allah duduk diatas puji-pujian orang percaya. Pujian yang dinaikan dengan sungguh-sungguh kepada Tuhan dapat menyembuhkan penyakit dan membawa berkat bagi kita.

3.    Penyembahan (Yohanes 4:24)

Berikan waktu kita untuk menyembah Tuhan sampai kita merasakan hadiratNya. Mari kita lebih dekat kepada Tuhan dan menjadi penyembah-penyembah yang benar yang menyembah dalam Roh dan Kebenaran.

4.    Persekutuan (Kisah Para Rasul 2:42)

Persekutuan sangat penting bagi Gereja Tuhan di akhir zaman ini. Seperti halnya yang dilakukan oleh jemaat mula-mula, dimana mereka bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dan dalam persekutuan. Mereka selalu berkumpul untuk memecah-mecahkan roti dan berdoa, sehingga mereka disukai oleh semua orang dan setiap hari Tuhan menambahkan jumlah mereka dengan orang-orang yang diselamatkan.

5.    Firman Allah (Mazmur 119:105)

Pemazmur berkata: pembesar-pembesar mengejar aku tanpa alasan, tetapi hanya terhadap FirmanMu hatiku gemetar. Dalam Firman Allah ada kuasa dan mujizat yang besar bagi orang yang percaya kepadaNya.

6.    Kepribadian yang menuju pada kemenangan yang kekal (Efesus 4:17-25)

Buanglah segala dusta, berkatalah benar seorang kepada yang lain. Kita harus hidup kudus sama seperti Yesus. Karakter kita harus sama seperti Yesus. Semua orang yang tidak benar, semua pendusta tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah, mereka akan mendapat tempat dalam lautan api yang menyala-nyala.

Jika kita ingin sama seperti Tuhan Yesus, maka isilah hidup kita dengan ke-6 tempayan tersebut. 

Tuhan Yesus Memberkati.

Menghormati dan Mengasihi Orang Tua

Pembacaan Firman: Keluaran 20:12

"Hormatilah ayahmu dan ibumu, supaya lanjut umurmu ditanah yang diberikan Tuhan, Allahmu kepadamu."

Firman Tuhan ini bukan hanya ditujukan kepada anak-anak saja, tetapi kepada kita semua. Istilah ayam dan ibu seingkali dipakai untuk memanggil atau menyebut seseorang yang kita hormati, meskipun secara biologis tidak ada hubungan darah dengan kita. Misalnya: Bapak Gembala dan Ibu Rohani atau pemimpin di tempat kita bekerja dengan panggilan bapak. Rasul Pauluspun menyebut dirinya sebagai Bapa Rohani dan Timotius sebagai anak rohaninya (I Korintus 4:15-17).

Pada waktu yesus mengajar murid-muridNya berdoa; Ia berkata berdoalah demikian: Bapa kami yang di sorga…(Matius 6:9). Jadi Firman Tuhan ini bukan hanya sekedar seorang anak menghormati orang tua didalam keluarga, tetapi lebih dari itu kita menghormati Tuhan sebagai Bapa kita dan menghormati pemimpin-pemimpin dalam sebuah organisasi.
mengasihi orang tua
sumber gambar pixabay.com
Bagaimana kita sebagai anak menghormati orang tua ?

1.    Tidak Menyakiti Hati Orang Tua (Keluaran 21:15)

Sebagai anak-anak Tuhan kita tidak melakukan hal-hal yang dapat menyakiti hati orang tua kita. Berkat Tuhan akan jauh dari kita, tidak ada masa depan, semua gelap, jika kita menyakiti hati orang tua.

2.    Tidak Mengutuki/Mempermalukan Orang Tua (Keluaran 21:17)

Ada berkat yang akan diterima oleh anak yang menghormati orang tua, tetapi sebaliknya kutuk akan diterima oleh anak yang mempermalukan orang tua seperti yang dialami oleh Ham anak dari Nuh (Kejadian 9:18-29)

3.    Menunjukan Cinta Kita Kepada Orang Tua (Ulangan 6:5, Matius 22:37)

Seorang anak yang menghormati orang tua harus menunjukan cintanya yang tulus, murni, tidak berpura-pura kepada orang tua.

4.    Dengan Pemberian Kita

Kita bisa memberi kepada seseorang tanpa mengasihi, tetapi kita tidak bisa mengasihi tanpa memberi. Karena itu berilah apa yang terbaik dari kita untuk orang  tua kita selagi mereka hidup, sehat, sehingga mereka dapat menikmati pemberian kita.

5.    Dengarkan Apa yang Diperintahkan

Kalau orang tua menyuruh kita melakukan sesuatu, jangan katakan tidak, tetapi katakana ya; ketika kita menghormati orang tua, maka berkat-berkat Tuhan menjadi milik kita.

Beberapa contoh anak-anak yang menghormati orang tua:

1.    Daud (I Samuel 16:11-23)

Daud sudah diurapi menjadi Raja Israel menggantikan Saul tetapi ia masih menjalani tugas menggembalakan kambing domba milik ayahnya. Ia juga rela menjadi pembantu dari Saul. Daud adalah orang yang menghormati orang tuanya dan Raja Saul sebagai pemimpinnya.

2.    Yesus (Lukas 2:51)

Yesus adalah anak Allah, tetapi Ia mau menempatkan diri sebagai seorang anak yang butuh bimbingan dan asuhan dari orang tuanya yaitu Yusuf dan Maria. Sekalipun Dia sebagai Anak Allah tetapi ia masih mau diasuh. Kalau seseorang tidak mau berada dalam asuhan orang tuanya, Ia berada dalam dosa pemberontakan.

3.    Yusuf (Kejadian 48:12)

Setelah melewati berbagai penderitaan dalam hidupnya akhirnya Tuhan mengangkat Yusuf menjadi raja muda atau perdana mentri di Mesir. Sekian tahun ia menjadi orang penting, punya jabatan dan kekayaan, tetapi waktu bertemu ayahnya ia sujud kepada ayahnya sampai ke tanah. Yusuf tidak melupakan orang tuanya meskpun ia memiliki segala-galanya. Yusuf tetap menghormati orang tuanya meskipun sekian tahun ia tidak bertemu dengan ayahnya.

Biarlah kita sebagai anak menghormati orang tua kita seperti halnya Daud, Yesus, dan Yusuf. Ketika kita menghormati orang tua kita maka berkat-berkat Tuhan menjadi milik kita.

Tuhan Memberkati

Roti Hidup

Pembacaan Firman: Yohanes 6: 48-51

Kehidupan ditentukan oleh makanan yang kita makan hari-hari ini. Makanan di dunia dapat membuat kita sakit dan membawa kematian. Tetapi makanan yang ditawarkan oleh Tuhan tidak membuat kita sakit dan akan membuat kita hidup untuk selama-lamanya. Yesuslah roti hidup yang telah turun dari surga. Jikalau seorang makan dari roti ini, ia akan hidup selama-lamanya dan roti yang akan Kuberikan itu adalah dagingKu, yang akan Kuberikan untuk hidup dunia.

Elia adalah seorang nabi yang hebat, karena berhasil menaklukan 450 nabi Baal dan 400 nabi Asyera. Tetapi karena ancaman dari Izebel yang ingin membunuhnya, Elia ketakutan dan melarikan diri kepadang gurun. Elia mengalami depresi yang sangat hebat sehingga ia ingin mati. Seringkali hal yang sama menimpa kita. Ada hal-hal yang membuat kita takut dan tertekan seperti Elia. Mungkin ada satu waktu kita merasa dihianati oleh orang lain, kita merasa apa yang kita lakukan adalah sia-sia seperti yang dirasakan Elia. Tetapi disaat kita merasa tidak berdaya dan tertekan, jangan putus asa, ada Tuhan yang sanggup menolong kita. Dalam keadaan putus asa dan tidak punya pengharapan, Allah tetap bersama kita. Elia putus asa di tengah hutan, tetapi datang malaikat Tuhan memberi support untuk dia bangun dan makan (I Raja-raja 19:1-18).
roti hidup
sumber gambar pixabay.com
Gereja butuh support satu sama lain dalam menjalani hidup ini. Sehingga saat ada yang dalam kelemahan dapat dikuatkan oleh yang lain. Malaikat Tuhan datang kepada Elia sampai 2x untuk menyuruh Elia bangun dan makan. Maka bangunlah Elia lalu makan dan minum, dan oleh kekuatan makanan itu ia berjalan 40 hari dan 40 malam lamanya sampai ke gunung Allah, yaitu gunung Horeb. Roti yang dibawa oleh malaikat Tuhan itu membuat kesegaran baru bagi Elia untuk bangkit dari putus asa dan tekanan. Tuhan tidak membiarkan Elia dalam tekanan dan putus asa, sehingga Ia menyuruh malaikatNya datang memberi roti dan air kepada Elia. Elia kuat berjalan 40 hari 40 malam karena makanan yang diberikan oleh malaikat Tuhan.

Menu sorgawi yaitu kekuatan kuasa Roh Kudus dan Firman Allah yang kita perlukan dalam menjalani hidup ini. Kalau kita makan Firman Allah setiap hari, maka kita akan menikmati kehidupan di bumi dan di sorga. Yesus Kristus mengajar kita untuk mengambil bagian dalam perjamuan Tuhan. Merupakan kerugian besar bagi gereja, jika tidak mengambil bagian dari perjamuan Tuhan. Karena melalui itu kita mendapat kekuatan baru lewat kita makan roti dan minum anggur yang melambangkan tubuh dan darah Kristus.

Orang Yahudi bertengkar antar sesama mereka dan berkata: “Bagaimana Ia ini dapat memberikan dagingNya kepada kita untuk dimakan (Yohanes 6:52). Mereka tidak mengerti kebenaran, tetapi kita bersyukur karena kita mengerti kebenaran Firman Allah, bahwa lewat perjamuan Tuhan kita dapat makan dan minum dari tubuh dan darah Kristus. Barangsiapa makan dagingKu dan minum darahKu, ia mempunyai hidup yang kekal dan aku akan membangkitkan dia pada akhir zaman (Yohanes 6:54). Karena itu kejarlah makanan rohani yaitu Firman Allah, rajinlah membaca Firman Allah dan kita akan memperoleh jaminan-jaminan dari Allah. Jaminan pertolongan, pembelaan, berkat Tuhan bagi mereka yang suka makan roti kehidupan. Pencuri datang hanya untuk mencuri membunuh dan membinasakan; Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup dan mempunyainya dalam segala kelimpahan (Yohanes 10:10). Roti kehidupanlah yang akan membuat kita hidup dan dibangkitkan pada akhir zaman.

Tuhan Memberkati

Hidup Untuk Tuhan

Pembacaan Firman: Kolose 1:15-16

Allah menciptakan segala sesuatu, yang ada di Sorga dan yang ada di Bumi, yang kelihatan dan yang tidak kelihatan, baik singgasana maupun kerajaan, baik pemerintah maupun penguasa; segala sesuatu diciptakan oleh Dia dan untuk Dia. Kita ada di bumi ini, semua karena anugerah Allah, karena itu tidak ada yang bisa kita banggakan dalam hidup ini.
sumber gambar pixabay.com
Tujuan Allah menciptakan kita manusia adalah:

1.    Menyenangkan Dia

Allah menciptakan kita untuk kesenangan bangiNya. Ia menciptakan kita supaya kita selalu menyenangkan hatiNya lewat pikiran, perkataan dan tingkahlaku kita.

2.    Bersekutu Dengan Dia

Allah ingin kita sebagai ciptaanNya, selalu bersekutu dengan Dia. Lewat ibadah kita dapat bersekutu dengan Allah senantiasa (Mazmur 150:1-6) menyanyikan mazmur bagiNya (Efesus 5:19).Ketika kita bersekutu dengan Dia, menyenangkan hatiNya dan sebaliknya, maka kita tidak mencari Tuhan yang mati. Artinya lewat pujian kita, maka Allah bertahta diatas pujian kita. Jadi beribadah bukan persoalan diberkati atau tidak, tetapi itu tujuan Allah menciptakan kita. Akibat dari kita beribadah kepada Tuhan, maka janji berkatNya menjadi milik kita yaitu: Ia akan memberkati roti makananmu dan air minumanmu dan akan menjauhkan penyakit dari tengah-tengahmu (Keluaran 23:25).

Ibadah itu mutlak dilakukan oleh kita sebagai anak-anakNya. Dengan kita mencari Tuhan lewat ibadah maka kita akan hidup (Amos 5:4). Kalau kita mencari kerajaannya dan kebenarannya terlebih dahulu, maka semuanya akan ditambahkan (Matius 6:33). Dalam persekutuan kasih Allah mengalir dan janji berkatNya menjadi milik kita. Kasih persaudaraan dalam Tuhan, berkatNya besar (Mazmur 133:1-3). Rukun cinta satu sama lain itu yang Tuhan inginkan dalam hidup kita.

3.    Hidup Kudus dan Tidak Bercela

Allah menciptakan kita tujuannya agar kita hidup kudus dan tak bercela dihadapanNya (Efesus 1:4) karena yang bisa membuat kita sampai kepada Bapa di sorga adalah kekudusan. Sebab tanpa kekudusan kita tidak akan memandang wajah Allah.

4.    Menjadi Mitra Kerja Allah

Allah menciptakan kita, karena Ia ingin kita menjadi kawan sekerja Allah dalam melaksanakan Amanat Agung Yesus Kristus (Matius 28:19-20). Menjadi mitra kerja Allah, apapun yang menjadi profesi kita, dimanapun kita berada dapat menjadi berkat, saksi dan terang bagi orang lain. Kita dapat membuat orang tertarik dengan Yesus yaitu saat mereka melihat kehidupan kita boleh menjadi berkat bagi orang lain. Mitra kerja Allah selalu dilandasi dengan kasih dan berdoa bagi orang lain. Jangan jemu-jemu berbuat baik karena apabila sudah datang waktunya, kita akan menuai kija kita tidak menjadi lemah (Galatia 6:9). Hiduplah untuk Tuhan dan janji-janjiNya menjadi milik kita.

Tuhan Memberkati