Hati-Hati Dengan Perkataan
Pembacaan Firman ( Penghotbah 5:1-6)
Manusia
kalau berjanji bisa lupa, tetapi tidak demikian dengan Allah. Karena kalau Ia
sudah berjanji pasti Ia akan menepatinya. Sebab itu, janganlah
terburu-buru dengan mulut kita dan janganlah hati kita lekas-lekas
mengeluarkan perkataan dihadapan Allah, karena Allah ada di sorga dan kita dibumi;
oleh sebab itu, biarlah perkataan kita sedikit.
Setiap
kata-kata kita diperhatikan oleh Allah, apalagi untuk maksud yang baik. Kita
mungkin berpikir sudah cukup kita menjadi anak Tuhan. Tetapi kita harus ingat
bahwa setiap gerak–gerik kita diperhatikan oleh Allah, apalagi hati kita. Oleh
sebab itu, perhatikanlah kata-kata kita. Lebih baik sedikit berkata-kata dari
pada banyak berkata-kata yang akan membawa kita kepada dosa. Setiap perkataan
bodoh disebabkan oleh banyak perkataan.
Ada banyak
janji-janji yang kita ucapkan kepada Tuhan. Tetapi seringkali kita tidak
menempatinya. Ketika kita dipercayakan suatu hal, maka kita harus
melaksanakannya karena Allah menuntutnya kepada kita. Jangan seperti Ananias
dan Safira yang mendustai Roh Kudus (Kisah para Rasul 5:1-11).
Kalau kita
sudah bernazar, meskipun itu merupakan hal yang kecil,kita harus meneptinya
apalagi untuk pembangunan rumah Tuhan. Karena kita akan diberkati Tuhan kalau
kita melakukan hal yang terbaik bagi Tuhan. Meskipun pelayanan kecil yang kita
lakukan, nilainya besar di mata Tuhan. Apa yang kita beri bagi Tuhan Ia akan
memberkati lebih dari yang kita berikan.
Misi kita
adalah untuk menenangkan jiwa-jiwa bagi Tuhan. Karena itu, jagalah bicara kita
terhadap orang lain. Bicaralah hal-hal yang positif. Maka itulah yang akan
datang dalam hidup kita. Kita adalah tubuh Kristus yang satu waktu kelak akan
kita pertanggung jawabkan setiap perkataan kita dihadapan Allah entah itu baik
atau jahat.
Banyak kali
perkataan, usaha, karir, kita rusak mungkin karena kita melupakan apa yang
sudah kita janjikan kepada Tuhan. Banyak kali kita sudah punya keinginan tetapi
tidak segerah melakukannya. Kalau kita bernazar kepada Allah, janganlah
menunda-nunda menepati-Nya, karena Ia tidak senang kepada orang-orang bodoh.
Tepatilah nazarmu, sebelum Allah menjadi murka atas ucapan-ucapanmu dan
merusakkan pekerjaaan tanganmu. Lebih baik engakau tidak bernazar dari pada
bernazar tetapi tidak menepatinya. Takutlah akan Allah dan apa yang kita sudah
nazarkan harus kita tepati.
TUHAN
MEMBERKATI.
0 comments: